Binter Merzy Custom, Motor Jadul Jadi Gaul
Pagi masbro..
Binter Merzy. Sport lawas, keluaran Kawasaki berkapasitas 200 cc. Legendaris nih motor, karena memang mantap. Saia pernah nyobain sekali, punya kawan dalam keadaan orisinal. Keluaran 1983 yang sudah menggunakan sistem pengapian CDI. Dengan dilengkapi elektrik starter, makin wah untuk ukuran motor jaman 1980an. Sayang, kini populasinya semakin sedikit, terbukti makin jarang saia jumpai dengan berbagai kondisi.
Saat iseng nongkrong di tempat kawan, ditunjukkan gambar sebuah Binter Merzy yang dimodifikasi custom. Wedyan, asli ganteng. Coba simak gambar berikut deh masbro..
Penasaran, saia coba kontak pemilik Merzy ini. Berhasil, dan sambutan hangat saia terima. Meski hanya lewat media sosial, obrolan seputar motor mengalir lancar. Padahal kenal aja belum, apalagi kopdaran, hehehe. Mas Andri Irawan, demikian pemilik Merzy ini. Dibantu mas Didik dari DAD Paint & Custom, di seputar Klampis, Surabaya. Mas Andri ini, domisilinya lumayan jauh, Jayapura Papua lho :mrgreen:
Secara konsep awal sih, buat Binter Merzy keluaran 1980 ini nggak neko-neko. Asal dipakai riding jauh nyaman, tampilan klimis rada gahar, beres. Eh, di tengah-tengah proses modifikasi, belok sedikit ke bobber touring. Ah, masih bau turing juga kok.
Sasis, masih mengandalkan orisinal bawaan asli Binter Merzy. Sedikit dimodifikasi pada area belakang. Dipendekkan alias dipotong. Nah, soal bagian belakang ini, ada cerita seru dibaliknya. Sambil ngobrol via WA, saia tanyakan soal sasis belakang yang menurut saia rada unik. Nggak sepanjang sasis orisinal, tapi juga nggak kelewat pendek ala single seat. Masih nyaman-lah buat boncengan. Sambil menjelaskan, mas Andri cerita kalau awalnya, itu sasis belakang memang dikepras pendek. Laiknya motor custom yang rata-rata memang single seat. Nah, habis potong sasis dan bikin jok tunggal, lhadalah…..malamnya, mimpi. Nggak main-main, dalam mimpi itu, bapak mertuanya hadir, dan mengingatkan , “Jangan lupakan istrimu kalau turing dan jalan “. Nah lo… :mrgreen: sampai diingatkan mertua dalam mimpi, hehehehe. Walhasil, pagi harinya, langsung deh, rubah lagi buritan si Merzy. Sasis disambung lagi rada panjang, plus jok menyesuaikan supaya nyaman dipakai berboncengan dengan mantan pacar (baca: istri) Selalu ada kisah di balik modifikasi ya… ini serius lho kata sang pemilik 😉
Kembali ke modifikasinya. Beres urusan sasis, tangki bensin dicustom. Membuat ulang dari bahan plat tebal, dengan bentuk rada membulat. Diguyur cat hijau dengan torehan airbrush ala DAD Painting. Seger…khas Kawasaki nih , ijo. Lanjut… Sokbreker depan, dirasa sudah uzur, kurang mantap kala dipakai melibas jalan. Solusinya, sokbreker bertipe upside down bermerk Ride It dibenamkan ke sektor depan. Ubahan jelas ada, tapi tidak terlalu banyak karena sokbreker komplit berikut segitiga alias T atas bawah. Sesuaikan komstir, beres. Menunjang kesan klasik, lampu depan custom dari Kawasaki Vulcan berbentuk bulat dipasang rapi berikut windshield mungil diatasnya. Ke bawah, aliran bobber muncul dengan aplikasi ban gendut Shinko berukuran 4.00 di velg 17 inchi. Kesan kekar langsung nongol…gendut banget ini ban, tenar dipakai motor-motor custom memang. Pengereman, disegarkan dengan perangkat variasi/aftermarket mulai dari tuas rem, tabung minyak rem, slang dan kaliper RCB. Tak lupa, cakram lebar model wave terpasang manis di tromol custom berukuran khusus.
Area belakang, masih melanjutkan gaya bobber. Ban Shinko berukuran 4.50 terpasang di roda belakang. Masih andalkan swing-arm ori yang diperkuat. Tromol, kembali custom dengan jeroan dari Yamaha Scorpio. Sengaja nggak ubah ke sistem cakram, karena mengejar klasiknya. Betul?? Tampilan semok di belakang makin terlihat ya, selain karena ban yang memang sudah gede, juga karena area buritan lebih resik dengan modifikasi rangka diatas.
Beralih ke sektor mesin. Supaya nggak ada kendala saat jalan-jalan jauh, mesin disegarkan dan ditingkatkan tenaganya. Kubikasi nik jadi 250 cc dengan penggunaan piston lebih besar. Milik mobil Honda, sayang , lupa mas Andri, Honda apaan. Penyegaran juga dilakukan pada bagian mesin lain, termasuk karburator yang memakai barang aftermarket alias variasi bermerk TDR berukuran 28 mm.
Fisik mesin, terlihat makin bersih setelah bak mesin kiri-kanan dan kepala silinder dipoles krom mengkilap. Bisa buat ngaca euy…kontras dengan beberapa baut kelir anodized dan cop busi merah menyala.
Aslinya, Binter Merzy hanya mengandalkan pendingin udara, alias angin sepoi-sepoi. Khasnya mesin 4 tak jaman dulu, bersirip-sirip supaya mudah didinginkan hembusan udara. Tapi, Merzy yang ini, dimodifikasi dengan penambahan pendingin oli. Alhasil, oil cooler layaknya motor modern, mampu menurunkan temperatur mesin. Mengambil jalur oli by pass dari bak mesin kanan, naik ke oil cooler, trus keluar dari oil cooler menuju kepala silinder. Mantap…
Tenaga mesin yang lebih beringas, dilepas oleh knalpot yang lagi-lagi, custom. Bermodalkan pipa stainless, jadilah knalpot yang silencernya termasuk pendek dibandingkan bawaan. Ditambah balutan exhaust wrap, yang berfungsi menstabilkan suhu knalpot, penampakan motor dengan performa tinggi nampak. Eh, jangan salah. Ini motor, knalpotnya kalem ternyata suaranya. Nggak seperti penampakan fisik knalpotnya yang sangar. Kebanyakan, motor custom dengan style Japs, tracker dan sejenisnya, pasti blar–blar knalpotnya. Berhubung sang pemilik suka kalem, knalpot stainless custom ini sangat bersahabat di telinga. “Saya biker disiplin om,” senyum mas Andri :mrgreen: Iya mas, percaya. Buktinya, kelengkapan berlalu lintas ada semua. Lampu depan-belakang, sein sampai spion komplit. Joss…
Hasil akhir modifikasi ini memang asik banget, kalau yang bertemu, pasti melirik. Hasrat modifikasi tersalurkan, legal dan aman di jalan, plus dibuat turing juga enak, gak bakal nyusahin, secara nih, termasuk motor lawas. Eeh, ada yang berminat dengan Binter Merzy Ijo ini? Kata pemilik, mau dilepas nih, kepingin custom lagi, tapi naik kelas, hehehehee.. monggo, bisa japri saia kalo mau kontak pemilik